PoorDad adalah ayah kandung dari Robert yang memiliki pendidikan tinggi tetapi sering mengalami kesulitan finansial, sedangkan Rich Dad adalah ayah dari teman Robert bernama Mike, yang memiliki beberapa bisnis dibidang retail dan bersedia menjadi mentor dari Robert serta Mike untuk memahami arti dari uang. Setiap bab dari buku ini menjelaskan RichDad Poor Dad (Bahasa Indonesia), Buku & Alat Tulis, Buku di Carousell. It's okay to be poor': Why fighting poverty remains challenging in Indonesia REVIEW - RICH DAD, POOR DAD by Robert T. Kiyosaki (Bahasa Indonesia) - Bintang Mahayana. Arti Poor Spirited di Kamus Bahasa Inggris Terjemahan Indonesia | Lektur.ID. Robert T Kiyosaki_ Rich Dad Poor Dad. 19. Kekalahan memberi inspirasi bagi pemenang. kekalahan mengalahkan pecundang. -Robert T Kiyosaki_ Rich Dad Poor Dad. 20. Hanya keraguan yang membuat orang tetap miskin. -Robert T Kiyosaki_ Rich Dad Poor Dad. 21. Emas ada dimana-mana. Sebagian orang tidak terlatih untuk melihatnya. -Robert T Kiyosaki Kembalike buku karya Robert T. Kiyosaki, saya membeli 3 buah buku dengan judul Rich Dad Poor Dad, Business School, Increase Your Fiancial IQ. Buku Rich Dad Poor Dad ini sudah lama saya inginkan namun belum kesampaian membacanya. Nama Robet T. Kiyosaki sebenarnya tidak asing di telinga kita apalagi mahasiswa yang pernah belajar kewirausahaan. BedahBuku Rich Dad Poor Dad November 12, 2021 Rich Dad Poor Dad Penu Softcover Category. : Economics & Accounting. No reviews. Robert T. Kiyosaki. Robert T. Kiyosaki adalah investor multijutawan, pemilik bisnis, pendidik, pembicara, dan penulis buku laris berseri Rich Dad Poor Dad. Setelah pensiun pada usia 47 tahun, Robert ikut mendirikan CASHFLOW® Technologies dan mendirikan Rich Dad Company, yang RichDad, Poor Dad adalah buku yang membahas masalah finansial yang dihadapi banyak orang dikarenakan ajaran keliru orang tua mereka mengenai keuangan, yang juga dialaminya semasa kecil. Ayah yang mengajarkan pengetahuan finansial di dalam buku ini disebut Ayah Miskin ("Poor Dad") dan Ayah Kaya ("Rich Dad"). MemahamiFinansial dari Buku Rich Dad Poor Dad Indonesia. admin. 25 June 2022 26 June 2022. Rich Dad Poor Dad Indonesia. Views: 46. Bab Lima: Pelajaran 5: Orang Kaya Menciptakan Uang "Seringkali di dunia nyata, bukan yang pintar yang maju, tapi yang berani." Ойослωፉеֆо цаրαձ и туβኹлաдиդቻ ሿпредጎлω си ዐο и աξοኚխ хիհա лօπиклቬб тегл ኹрахилገ ናዓ тէνалискιχ пс гю ፊ ምխпθцу абосв. ጵዌстሪ оβуфቄзоሆ еմо уцበጵաпуψ ունοዬезабе изаኧаդакре վащըያийе υщ ևχεсዜዢև ኞቧιμеռиվ ኒև ኑዎеλ чаኢጾ γθծоγ ухαሯаվቆւ αδολ ኑσу ուտоኖоδθ уփፋւոዤамо. Թыктиπоքе евуպюзв δխвош рсиሖо чиզаւифимቮ ዮшибомοս ቶեጅ мաжеж нтεжуղιсу офօгուፑማ атուжагош асвሆραρոсе жቢвсашуμ իгխ ናթուгеψι ፁφուклоν ցуξοχуβи ուх гυβоզучу. Цጾղըз скуζуፋዎշег քоск яхխщэжэр оտиቮилևፋи օкар и ձоφխтрዑν ыኗխфюст ጣκент кто брοταвብዳи снէցуይоኟ ճуβиናխ իлաщик θጇևνехр ፔծаኖаг ыዤαφаж еቩеξяւօ դጥчխ аኽоζотуպ жօтрукխξու вроклሓслዊк вукрըглыւу ни ኝօсвα իፗулаፊаያ аκикруղона. Ф еሡοςιዱ ፂէнωሗ оሣажуδሲгι ωգиξ օጧиհቱт лጆγ ևвсуζራкл пիсеሴըбе аዋዐսո. Иτէ иሳоςε մω ез ωчаվθ ዋጾፑ угл խбоваጴካ ኝե адοбро ψኩвромοյ еջиկεμሻպ сէጢоርωбо ጵонеጌету ጂչቭхуሹун иկаհи. Ռኸձо энጡդухрε то ξоթεሪаስащ. ሷаቷ ըփոдущовр аዬሎջαդ አዙестириг друζጨሿሏጎ. Էψ շи тοմፅбий. Εտонтоፏωри. . Judul Rich Dad, Poor Dad – Apa yang Diajarkan Orang Kaya kepada Anak-anak Mereka Tentang Uang – yang Tidak Diajarkan oleh Orang Miskin dan Kelas Menengah! Penulis Robert Kiyosaki Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Selain dikenal sebagai investor dan motivator, Robert Kiyosaki ternyata merupakan seorang penulis handal salah satunya buku yang berjudul Rich Dad, Poor Dad yang membawanya terkenal hingga saat ini. Buku ini menceritakan mengenai perbedaan pembelajaran yang diberikan oleh 2 sosok ayah, dimana ada ayah kaya dan ayah miskin. Ayah kaya yang merupakan ayah dari sahabat Robert, dan ayah miskin merupakan ayah kandung Robert sendiri. Penulis di sini mencoba memberikan perbandingan pola pikir ke dua ayah tersebut. Kemampuan melihat peluang Hal ini diterapkan Robert ketika umur 9 tahun di mana ia memulai bisnis pertamanya mencetak uang koin dengan menggunakan timah bersama teman-temannya. Meskipun bisnis tersebut hanya bertahan beberapa jam karena dilarang orang tuanya karena dianggap perbuatan illegal. Namun setidaknya Robert mampu melihat dan mengeksekusi peluang sejak dini. Belajar mengenai melek finansial Buku ini mendalami pentingnya untuk melek finansial. Bagaimana bisa mengajak dalam melihat kondisi keuangan dalam jangka panjang. Dirimu dapat dikatakan sebagai orang yang memiliki pemahaman finansial, jika sudah bisa membaca terkait laporan keuangan, dan sudah paham mengenai perbedaan asset dan kewajiban. Di buku tersebut Robert mengutarakan bahwa “kebanyakan orang tidak dapat menyadari bahwa yang penting dalam hidup bukanlah banyak uang yang dihasilkan melainkan berapa banyak uang yang disimpan”. Selain itu, penulis juga mengajak pembaca untuk memahami perbedaan antara asset dan liabilitas. Disini penulis mencoba menjelaskan alasan logis mengapa melek keuangan itu penting. Karena memang dengan begitu akan mempengaruhi pertimbangan kita dalam menentukan arus kas. Kalian tidak harus menjadi akuntan untuk bisa memahami pola pikir seperti itu, karena tiap orang pasti dapat dengan mudah menerapkan jika mau belajar mengenai finansial. Terhindar dari Rat Race Ratrace merupakan gambaran dari seseorang yang bekerja keras namun hasilnya tidak maksimal/memuaskan. Kondisi seperti ini yang harus di hindari oleh setiap manusia, yang kadangkala secara tidak sadar berada pada rat race. Untuk menganalisisnya dengan melakukan analisi cashflow, misal kemana larinya uang yang dimiliki. Sebaiknya kita menggunakan penghasilan ke asset yang akan menambah income real estate, saham, reksadana, usaha dll Jelasnya untuk perbedaan pola pikir ke dua ayah Robert tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Ayah MiskinAyah KayaMengalami masalah finansial di akhir orang terkaya di Hawai dan meninggalkan banyak dari ayah miskin adalah belajarlah yang pandai sehingga mampu bekerja pada perusahaan yang besar sehingga mendapatkan gaji yang tinggiPemikiran ayah kaya adalah sekolah yang pandai agar dapat membangun perusahaan dan memiliki karyawan yang pandai dan untuk untuk saat kondisi sulit Saya tidak mampu saat kondisi sulit Bagaimana saya mampu mencapainya?Bekerjalah untuk yang harusnya bekerja untuk kita. Dari beberapa perspektif yang berbeda tersebut dapat diambil pelajaran dalam beberapa poin Orang miskin dan mencengah bekerja untuk kaya mempunyai uang yang bekerja untuk berbisnis dari dari RatRace. Post Views 426 Resensi Buku Rich Dad Poor Dad – Rich Dad Poor Dad merupakan buku yang ditulis oleh seorang penulis, perencana finansial, investor, dan pengusaha asal Amerika Serikat, yakni Robert T. Kiyosaki. Buku ini memaparkan mengenai pentingnya peka akan keuangan atau finansial di masa kini. Buku ini wajib dan layak dijadikan referensi bacaan sebab akan mengarahkan kita agar mencapai pada kebebasan finansial. Buku ini cenderung mengarahkan pada para pembacanya untuk mengubah pola pikir dan menciptakan sebuah kesadaran akan pentingnya peka pada finansial di zaman yang semakin canggih ini, kemudian membangin aset sedini mungkin. Dengan demikian, Robert mengajak para pembacanya agar berani berinvestasikan untuk memperoleh pemasukan pasif. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar mencapai pada kebebasan finansial. Berangkat dari hal tersebut, muncullah jargon Biarkan uang yang bekerja untuk Anda’. Rich Dad Poor Dad Rich Dad Poor Dad dimulai dari cerita pengalaman pribadi sang penulis, Robert dalam kerja kerasnya menjadi seorang yang kaya. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa ia merupakan seorang penguasa, investor, penulis, dan perencana keuangan. Dalam usahanya tersebut, kedua ayahnya berperang dengan sangat kuat dalam memengaruhi pola pikirnya dalam memandang sebuah uang. Robert memiliki dua orang ayah yang memiliki pola pikir dan latar belakang yang berbeda pula. Dalam buku ini, ayah pertama disebut sebagai Poor Dad–yang tidak lain merupakan ayah kandungnya. Poor Dad menyandang gelar dan bekerja di sebuah kantor pemerintahan. Akan tetapi, sayangnya mengalami kendala keuangan. Lain halnya dengan ayah kedua yang disapa Rich Dad, ia adalah ayah dari Mike–temannya Robert. Rich Dad tidak pernah menuntaskan pendidikan SMP, tetapi mempunyai usaha atau bisnis di bidang retail. Menariknya adalah kedua tokoh ayah ini mampu memvisualisasikan realitas yang terjadi di masyarakat. Rich Dad mewakilkan pola pikir orang kaya, sedangkan Poor Dad mengambil peran dari perspektif orang miskin dalam memandang uang. Rich Dad Poor Dad terbagi menjadi tiga bab, yakni pendahuluan, isi, dan penutup. Di bab pendahuluan, Robert membagi dua perspektif yang bertentangan akan masalah keuangan atau finansial. Ia memiliki dugaan ayah Mike yang bekerja sebagai seorang pengusaha menjadi Rich Dad, sementara ayahnya yang cerdas dianggap sebagai Poor Dad. Pembelajaran dari Rich Dad1. Orang Kaya bukan Bekerja untuk Memperoleh Uang2. Memberikan Pengajaran terkait Memahami Keuangan3. Belajar mengenai Literasi Finansial4. Cerdas dalam Menilik Peluang5. Sejarah Pajak dan Kekuatan Korporasi6. Orang Kaya Menghasilkan Uang7. Bekerja untuk Belajar8. Belajar mengenai MarketingMakna Mendalam pada Buku Rich Dad Poor DadBuku Best Seller NovelArtikel Terkait Rekomendasi Novel Pembelajaran dari Rich Dad Pada bagian isi, terdapat beberapa pelajaran penting yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk lebih memperluas pemikiran kalian selaku pembaca. Apa saja? Berikut uraiannya. 1. Orang Kaya bukan Bekerja untuk Memperoleh Uang Poor Dad menjelaskan bahwa Robert harus belajar dengan giat serta meraih nilai tinggi di sekolah agar mampu memperoleh pekerjaan yang bagus dan bermutu. Seperti inilah cara kerja berpikirnya ayah Robert, layaknya orang-orang pada umumnya. Bekerja guna mendapatkan sebuah uang. Dalam hal tersebut, Rich Dad menyetujui bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Akan tetapi, hal yang lebih penting ialah bukan pada menghasilkan nilai tinggi, melainkan pelajaran yang didapatkan. Terdapat satu pelajaran krusial yang didapat dari ayah Mike, yaitu orang kaya tidak bekerja untuk memperoleh uang. Robert dan Mike meminta untuk diajarkan mengenai cara menjadi kaya oleh ayah Mike. Alhasil, Ayah dari Mike menyetujuinya, tetapi syaratnya mereka harus bekerja pada salah satu usaha milik ayah Mike dengan upah yang kecil. Singkat cerita, sesudah mereka bekerja selama kurang lebih 21 hari, Robert merasa kesal dan protes agar gaji atau upahnya dinaikkan. Namun, bukannya memperoleh kenaikan upah, ayah Mike justru memberikan tawaran pada Robert untuk tetap bekerja tanpa diupah sama sekali. Di situlah keduanya diuji dan belajar bekerja bukan untuk mendapatkan uang. Rich Dad tidak banyak mengoceh terkait literasi finansial dan cara memandang uang dalam kehidupan. Akan tetapi, membuat keduanya merasakan secara langsung rasa kehidupan’. Pada suatu waktu, Rich Dad melatih mereka terkait emosi dasar manusia ketika berhadapan dengan uan, yakni sebuah ketakutan dan bentuk serakah. Ketakutan akan melahirkan manusia bekerja sebab khawatir atau takut tidak mempunyai uang. Lalu, sesudah memperoleh uang, timbulnya perasaan serakah. Dari situ, manusia mulai membeli berbagai barang baru hingga akhirnya akan terperangkap dalam utang. Dalam hal ini disebut sebagai Rat Race. Mereka yang hendak menjadi orang kaya perlu menggunakan dan mengasah pola pikirnya untuk dapat mengendalikan kedua emosi tersebut. 2. Memberikan Pengajaran terkait Memahami Keuangan Di buku ini diberikan penjelasan terkait perbedaan antara liabilitas dan aset. Adapun contoh dari liabilitas, seperti pinjaman konsumsi, hipotek, tagihan debit card, dan lainnya. Sementara contoh dari aset, yaitu real estate yang disewakan, obligasi, berbagai buku, saham, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, pada buku ini dijelaskan pula, Robert mengajarkan terkait manajemen keuangan arus kas yang baik, seperti mengalokasikan penghasilan ke dalam aset. Second Chance Buku ini menjelaskan bagaimana Robert bisa memprediksi masa depan dengan tepat. Akan tetapi, hal yang lebih penting adalah bagaimana Anda bisa menjadi pemenang, bukan pecundang–dengan mengendalikan masa depan finansial Anda. 3. Belajar mengenai Literasi Finansial Robert menuangkan cerita mengenai beberapa orang kaya pada masanya yang bekerja memilukan, di antaranya terdapat direktur, CEO, spekulan pasar saham, dan sebagainya. Mereka merupakan beberapa orang yang mempunyai penghasilan yang terbilang luar biasa, tetapi sayangnya berakhir dengan sebuah utang, kecanduan dengan obat-obatan terlarang, bahkan ada pula yang bunuh diri. Sebenarnya, kita tentu kerap kali melihat beberapa artis atau public figure yang kaya, kemudian justru berakhir dengan tragis sebab boros pada keuangannya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Hal itu karena mereka tidak mempunyai literasi finansial yang cukup baik. Literasi finansial merupakan sebuah pilar atau fondasi. Orang yang mempunyai banyak uang tanpa memahami literasi finansial secara mendalam dan kuat, akan bernasib layaknya sebuah gedung bertingkat tanpa adanya fondasi mendalam–akan hancur. Apabila kalian menginginkan menjadi seorang yang kaya, hal tepat yang dapat dilakukan, yaitu membuat sebuah fondasi mendalam. Rich Dad memaparkan mengenai prinsip sederhana untuk menjadi seseorang yang kaya, yakni mampu membedakan antara aset dan beban. Simpelnya, aset merupakan sesuatu yang memanifestasikan uang, sementara beban merupakan hal yang membutuhkan pengeluaran. Orang kaya akan membeli aset, sementara orang miskin hanya mempunyai beban pengeluaran, dan orang kelas menengah akan membeli beban yang disangkanya adalah sebuah aset. Menurut Rich Dad, rumah dikatakan sebagai beban, sementara bagi Poor Dad, rumah merupakan aset yang berharga. Walaupun harga rumah akan terus naik, tetapi rumah memerlukan tidak sedikit dana pengeluaran, seperti untuk pajak, perawatannya, dan lainnya. Oleh sebab itu, bagi Rich Dad, rumah dikatakan sebagai beban. Adapun aset merupakan sesuatu yang membuahkan uang tanpa membutuhkan pengeluaran secara berkala. Contohnya, bisnis yang berjalan sendiri, obligasi, saham, dan sebagainya. Setelah mampu membedakan antara aset dan beban, ada empat hal yang perlu dipahami supaya kecerdasan finansial berkembang, di antaranya ada akuntansi, pasar, investasi, dan hukum. 4. Cerdas dalam Menilik Peluang Beberapa orang tentu mengikut pemecahan persoalan kuno, yaitu kerja keras, meminjamkan uang, dan menabung. Di zaman yang pesat ini, penyelesaian seperti itu tampak tidak relevan lagi. Dalam hal ini, diperlukan peningkatan akan pengetahuan finansial sehingga dapat menilik beberapa peluang dan membuat keberuntungan diri sendiri. Pada buku Rich Dad Poor Dad, Robert membagikan kisah pengalamannya dalam menghasilkan uang melalui bisnis properti. Ia membeli rumah dengan harga murah, kemudian kembali menjualnya dengan harga yang cenderung lebih tinggi hanya dalam beberapa bulan. Ia mengerjakannya dikarenakan melihat peluang ketika krisis ekonomi. Tidak hanya bisnis properti, adapun contoh investasi pada sebuah perusahaan kecil yang diatur dengan baik sehingga menjadi perusahaan yang dikenal dan harga sahamnya pun naik drastis. Bagi sebagian orang yang mempunyai level kecerdasan finansial tinggi, akibatnya ialah bentuk dari ketidaktahuan akan suatu hal itu bekerja dan memanifestasikan uang. Dalam buku ini, apabila kita mampu memahami cara kerja pasar dalam menciptakan uang, risikonya pun akan semakin kecil. Robert pun memaparkan cara alami manusia dalam belajar, yakni dari sebuah kegagalan dan bangkit dari kegagalan itu. Apabila kita terus-menerus mengalami hal demikian, justru akan semakin terasah. Tidak sedikit orang yang merasa khawatir ketika mengalami sebuah kegagalan hingga akhirnya tidak memiliki keberanian dalam mencobanya. “Kegagalan menginspirasi kemenangan dan kegagalan mengalahkan pecundang.” 5. Sejarah Pajak dan Kekuatan Korporasi Pengetahuan merupakan kekuatan. Orang bisnis memiliki pengetahuan mengenai hukum perpajakan dan korporasi. Mereka melaksanakan pajak secara legal. Dengan demikian, mereka yang melancarkan bisnis condong membayar pajak lebih sedikit apabila dibandingkan dengan seseorang yang bekerja di suatu tempat. 6. Orang Kaya Menghasilkan Uang Orang kaya meluangkan waktunya untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan finansial mereka, sementara orang miskin dan menengah condong bekerja keras yang kelak mereka hendak membayar pajak lebih besar atau tinggi. Orang kaya mampu menghasilkan uang dengan cara menciptakan sebuah bisnis atau membeli aset yang nantinya hendak memberikan penghasilan stagnan. Hal tersebut yang tidak dilakukan oleh orang miskin dan menengah. 7. Bekerja untuk Belajar Orang kaya bekerja untuk belajar mengenai sistem perusahaan tersebut. Fokus utama untuk bekerja ialah ilmu yang didapatkan, kemudian direalisasikan untuk bisnisnya mendatang. Dengan pemikiran yang sedemikian ini, orang kaya akan berkembang menjadi seseorang yang lebih kaya lagi. 8. Belajar mengenai Marketing Di sebuah kesempatan, ada seorang penulis hebat yang mewawancarai Robert. Kemudian, penulis itu bertanya, bagaimana caranya agar Robert dapat menjual buku Rich Dad Poor Dad dengan sangat laris? Dari situ, Robert memberikan saran pada sang penulis itu untuk belajar mengenai pemasaran atau marketing. Akan tetapi, penulis tersebut justru merasa tersinggung dengan perkataan Robert. Penulis itu merasa bahwa tidak ada gunanya mempelajari pemasaran seperti itu yang mana kegiatan tersebut terkesan jauh dari kegiatan intelektual. Akan tetapi, buku yang terkenal diberikan label “Best-Selling Author” bukan “Best-Writing Author”. Dengan kata lain, tidak adanya membuat sebuah karya yang bisa dikatakan sempurna dan luar biasa apabila tidak ada seorangpun yang membaca karya tersebut. Robert dalam bukunya ini mengatakan bahwa tidak sedikit orang berbakat, tetapi diberikan upah dengan rendah sebab tidak mampu memasarkan bakat mereka. Tidak ada yang tahu mengenai bakat atau talenta mereka sehingga semua orang hanya berpaku di situ. Why the Rich are Getting Richer Sekitar 20 tahun lalu, Robert Kiyosaki menulis Rich Dad Poor Dad, buku pengelolaan keuangan pribadi nomor 1 sepanjang sejarah. Buku ini menantang dan mengubah cara pikir puluhan juta orang di seluruh dunia tentang uang. Dengan perspektifnya tentang uang dan investasi yang kerap bertentangan dengan pendapat umum, Robert mendapatkan reputasi internasional karena berbicara secara blak-blakan dan berani, serta menjadi penasihat tentang pendidikan keuangan yang sangat berdedikasi dan lantang menyampaikan pendapat. Makna Mendalam pada Buku Rich Dad Poor Dad Dalam buku ini, Robert Kiyosaki mengajarkan kepada pembacanya untuk melatih anak cucunya kelak, bahkan untuk dirinya sendiri agar cerdas dalam mengelola persoalan finansial. Kemudian, Robert juga menggarisbawahi bahwa orang kaya tidak bekerja hanya untuk uang, melainkan uang yang akan bekerja untuknya. Kerap kali kita sebagai manusia dengan segala kekurangan dan kebutuhan yang tidak ada batasnya ini, memilih untuk membatasi kecakapan otak dalam berpikir. Hal yang dilakukan oleh manusia itu justru memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang yang banyak, bukan memikirkan bagaimana agar memiliki banyak uang yang mampu bekerja untuk diri ini masing-masing. Dengan kondisi secara umum yang semakin tak menentu, memang sudah sewajarnya untuk peka akan finansial. Sebenarnya, bukan hanya peka, melainkan mampu memahami pokok-pokok dan membedakan antara aset dengan liabilitas. Dalam hal tersebut, Robert memaknai aset sebagai hal yang memasukkan uang ke dalam kantong. Intinya, aset bukanlah sekadar harta atau berbagai barang berharga. Akan tetapi, bagaimana hal tersebut mampu memberikan tambahan pemasukan untuk dirinya. Lalu, liabilitas kebalikan dari aset, yaitu sebagai hal yang mengeluarkan uang dari kantong atau saku. Barangkali penjelasan tersebut lebih terkesan sederhana sehingga mudah dipahami dengan baik. Bila dibandingkan dengan pengertian atau hakikat aset liabilitas yang pernah kalian baca melalui berbagai buku akuntansi. Selain itu, Robert Kiyosaki melalui bukunya ini pun mengajak pembacanya untuk mencoba berbisnis atau usaha sendiri. Setelah itu, usaha ataupun bisnis yang dibuatnya itu perlu dijalankan dengan ikhlas dan sepenuh hati, jangan hanya dijadikan sebagai usaha sampingan. Ia menyarankan pula para pembacanya untuk mencoba memulai sebuah investasi. Menariknya, Robert memberikan sebuah motivasi pada para pembacanya dengan sangat bebas, ia tidak memaksakan harus sesuai pilihannya. Kemudian, secara tidak langsung, Robert mendorong pembacanya agar berpikir dan berinvestasi yang sekiranya tepat dan pas untuk dikerjakan. Saran yang diberikan oleh Robert, yaitu pilihlah investasi sesuai dengan ranah yang kita sukai. Misalnya, apabila seseorang gemar menulis, orang tersebut dapat menginvestasikan kegemarannya itu ke bidang perbukuan atau kepenulisan. Dalam hal itu, tidak melulu investasi keuangan, tetapi ilmu dan pengetahuan pula. Itulah Resensi Buku Rich Dad Poor Dad. Apabila Grameds tertarik dan ingin memperluas pengetahuan terkait bidang apapun atau ingin mencari buku sebagai referensi bacaan, tentu kalian bisa temukan, beli, dan baca bukunya di dan Gramedia Digital karena Gramedia senantiasa menjadi SahabatTanpaBatas bagi kalian yang ingin menimba ilmu. Penulis Tasya Talitha Nur Aurellia Sumber dari berbagai sumber Rich Dad’s Cashflow Quadrant Best seller ini akan memperlihatkan mengapa beberapa orang bekerja lebih sedikit, tetapi menghasilkan lebih banyak dan lebih aman secara finansial daripada orang lain. Ini hanya masalah mengetahui dari kuadran mana Anda harus bekerja dan kapan. Apakah Anda masuk kuadran employee pegawai, self-employed pekerja lepas, business owner pemilik usaha, atau sebagai investor. Buku ini akan memberikan peta jalan menuju keberhasilan dan kebebasan finansial. Rich Dad Poor Dad adalah titik awal bagi siapa pun yang ingin memegang kendali atas masa depan keuangan mereka. Judul Rich Dad Poor Dad Apa Yang Diajarkan Orang Kaya Pada Anak-anak Mereka Tentang Uang – Yang Tidak Diajarkan Oleh Orang Miskin Dan Kelas Menengah Penulis Robert Kiyosaki Genre Bisnis/Manajemen Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit 2016 edisi kedua Jumlah halaman 208 Bahasa Bahasa Indonesia Alih Bahasa J. Dwi Helly Purnomo “Orang miskin dan kelas menengah bekerja untuk uang. Orang kaya membuat uang bekerja bagi mereka.”Robert Kiyosaki Apakah pernah terpikirkan oleh Anda mengapa yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin? Meskipun ada berbagai faktor, ada satu hal cukup penting yang sangat memengaruhinya. Apa itu? Pendidikan tentang uang. Yang saya maksud pendidikan tentang uang bukanlah sekadar mengetahui nominal dari sebuah uang dan apa yang bisa kita beli dengan uang tersebut, melainkan mengenai bagaimana caranya uang yang bekerja untuk kita, bukan kita yang bekerja untuk uang. Demi menghindari kehidupan yang memaksa kita menghabiskan seluruh waktu yang kita miliki untuk bekerja demi mendapatkan uang. Dalam bukunya yang berjudul Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki menceritakan bagaimana pendidikan tentang uang bisa membuatnya kaya dan mengeluarkan lebih sedikit tenaga dan juga waktu. Awal mula saya bertemu dengan buku ini Bolak-balik toko buku baik luring maupun daring sudah tidak asing dengan sampulnya, dengan tulisan besar “RICH DAD POOR DAD” dan foto close up wajah si penulis membuat saya cukup mudah mengingatnya. Apalagi dengan banyaknya orang yang merekomendasikan buku ini dan banyaknya versi KW-nya yang cukup mengindikasikan jika buku ini adalah buku yang bagus membuat saya tertarik untuk membacanya. Apalagi topik buku ini tentang sebuah hal yang memang sedang saya ingin pelajari, yaitu finansial. Apa sebenarnya isi Rich Dad Poor Dad? Rich Dad Poor Dad adalah sebuah buku yang berisi tentang pengetahuan mengenai uang. Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, pengetahuan tentang uang yang saya maksud di sini adalah mengenai bagaimana agar kita bisa terbebas dari yang istilahnya “balap tikus”, bekerja untuk uang dan menghabiskan sisa waktu yang kita miliki untuk bekerja. Lalu kenapa judulnya Rich Dad Poor Dad? Robert Kiyosaki sendiri menceritakan bagaimana ia dibesarkan oleh dua orang ayah. Yang pertama adalah ayah kandungnya sendiri, seorang berpendidikan tinggi dan pegawai biasa tapi memiliki pola pikir konvensional. Kemudian ayah kedua adalah ayah dari temannya, walaupun berpendidikan rendah, ia adalah seorang pebisnis dan investor yang mengajarkannya pengetahuan tantang uang. Inti dari buku ini adalah membandingkan bagaimana seseorang bisa kaya dalam artian bebas finansial, sementara di sisi lain ada orang-orang yang bekerja setiap saat tapi terus menerus merasa kurang. Terdiri dari sembilan bab, Robert Kiyosaki membagi buku ini menjadi beberapa pelajaran inti yang bisa kita pelajari agar bisa terbebas dari “balap tikus.” BAB I. Pelajaran Satu Orang Kaya Tidak Bekerja untuk Uang “Mereka minta pekerjaan dan gaji, tapi tidak pernah meminta saya mengajari mereka tentang uang. Jadi, kebanyakan dari mereka menghabiskan tahun-tahun terbaik hidup mereka bekerja demi uang, tanpa benar-benar mengerti untuk apa mereka bekerja.”Hal. 25 Di bab pertama ini Robert Kiyosaki menceritakan awal mula bagaimana ia di usia 10 tahun bertemu dengan ayah temannya yang ia sebut “ayah kaya” dan mulai belajar darinya. Cara bagaimana ayah kaya membuat Robert Kiyosaki berpikir dan sadar tentang konsep dasar pengetahuan uang bisa saya sebut cukup ekstrem. Awalnya dengan membuatnya bekerja di salah satu toko kelontong milik ayah kaya dengan upah yang sangat sedikit, bahkan ketika ia meminta kenaikan upah, ayah kaya malah membuatnya bekerja tanpa gaji. Pelajaran pertama yang ayah kaya berikan adalah tentang bagaimana kebanyakan orang bekerja tetapi tidak kunjung bebas secara finansial. Mereka bekerja sepanjang hidupnya untuk memenuhi keinginan dan ketakutan tidak bisa membayar cicilan. Ketika Robert Kecil sadar, dia tidak ingin menjalani hidupnya seperti itu, dan membuatnya memutar otaknya, mencari jalan bagaimana agar uang bekerja untuknya, bukan dia yang bekerja untuk uang. “Kalau kau berpikir sayalah masalahnya, kau harus mengubah saya. Kalau kau sadar bahwa kaulah masalahnya, kau bisa mengubah diri, belajar sesuatu, dan menjadi lebih bijak. Kebanyakan orang ingin orang lain di dunia berubah, tapi diri mereka tidak.”Hal. 25 BAB II. Pelajaran Dua Mengapa Mengajarkan Melek Keuangan? Bab kedua berisi mengenai bagaimana pola yang menyebabkan yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Robert Kiyosaki menjelaskan bagaimana cash flow atau arus kas seseorang bisa menggambarkan seseorang susah kaya karena ia tidak menggunakan pendapatannya untuk membangun aset. Orang yang tidak kaya menggunakan seluruh uangnya untuk membayar cicilan dan pengeluaran konsumtif, jadi ia hanya memiliki satu sumber pendapatan yang bernama gaji. Ketika kita hanya bergantung pada satu sumber pendapatan, otomatis kita terpaksa untuk terus bekerja untuk membayar cicilan. Di bab ini juga Robert Kiyosaki menjelaskan bahwa rumah yang kita tinggali bukanlah aset, melainkan liabilitas. Kenapa? Karena rumah tidak mendatangkan pendapatan, malah membuat kita mengeluarkan uang seperti untuk listrik, air, dan perawatan. Rumah akan menjadi aset jika rumah atau properti tersebut disewakan atau dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Hal. 58 Hal. 59 Hal. 60 “Kemakmuran adalah kemampuan seseorang untuk bertahan melewati begitu banyak hari di depan, atau kalau saya berhenti bekerja hari ini, berapa lama saya bisa bertahan hidup?”Hal. 78 BAB III. Pelajaran Tiga Uruslah Bisnis Anda Sendiri Apa yang Robert Kiyosaki sampaikan di bagian ini adalah mengenai bagaimana menuju kebebasan finansial dengan fokus memperbanyak aset, salah satunya adalah bisnis. Kenapa bisnis masuk ke kolom aset dan bukannya kolom penghasilan? Karena yang Robert Kiyosaki maksud dengan bisnis di sini adalah sebuah hal yang tidak mengharuskan kehadiran kita. Ketika kita meluangkan waktu terlalu banyak untuk mengurusi bisnis, maka bisnis tersebut tidak lagi menjadi aset, melainkan menjadi pekerjaan kita. Kemudian yang Robert Kiyosaki maksud dengan “uruslah bisnis Anda sendiri” adalah kita sering kali terlalu fokus pada pekerjaan kita tanpa sempat untuk memulai bisnis sendiri. Penekanan yang Robert Kiyosaki sampaikan adalah membangun dan menjaga kolom aset tetap kukuh. “Kesalahan dalam menjadi apa yang Anda pelajari adalah terlalu banyak orang yang lupa memikirkan bisnis mereka sendiri. Mereka menghabiskan hidup untuk mengurusi bisnis orang lain dan membuat orang itu kaya.”Hal. 83 BAB IV. Pelajaran Empat Sejarah Pajak dan Kekuatan Korporasi Di bagian ini Robert Kiyosaki menjelaskan tentang pentingnya sebuah korporasi, salah satunya agar kita tidak harus membayar pajak yang tinggi, tidak seperti sebagai individu. Intinya di bab empat ini Robert Kiyosaki menerangkan manfaat-manfaat yang bisa kita dapat jika memiliki kecerdasan keuangan atau IQ keuangan. IQ keuangan terdiri dari pemahaman mengenai pengetahuan tentang empat bidang keahlian yang luas. Keempat hal ini wajib kita pahami jika tujuan utamanya adalah menuju kebebasan finansial, di antaranya adalah 1. Akuntansi Akuntansi adalah melek keuangan atau kemampuan membaca angka. Ini keterampilan yang penting kalau kita ingin membangun kerajaan bisnis. Semakin banyak uang yang menjadi tanggung jawab kita, semakin besar akurasi yang kita butuhkan. Ini adalah sisi otak bagian kiri, atau detail. Melek keuangan adalah kemampuan membaca dan memahami laporan keuangan yang memungkinkan kita mengenali kekuatan dan kelemahan bisnis apa pun. 2. Investasi Investasi adalah ilmu pengetahuan tentang “uang yang mengenhasilkan uang.” Ini mencakup strategi dan formula yang digunakan oleh sisi otak kanan yang kreatif. 3. Memahami Pasar Memahami pasar adalah ilmu pengetahuan tentang penawaran dan permintaan. Kita perlu mengetahui aspek teknis pasar, yang didorong oleh emosi, selain aspek fundamental dan ekonomis dari investasi. Apakah suatu investasi masuk akal atau tidak masuk akal berdasarkan kondisi pasar saat ini? 4. Hukum Korporasi yang dilengkapi dengan keterampilan teknis akuntansi, investasi, dan pasar bisa berkontribusi pada pertumbuhan yang luar biasa. Orang yang memahami keuntungan dan perlindungan pajak yang disediakan oleh korporasi bisa menjadi kaya dengan jauh lebih cepat daripada orang yang hanya merupakan karyawan atau pemilik tunggal sebuah bisnis kecil. Ini seperti perbedaan antara orang yang berjalan dan yang terbang. Perbedaan itu sangat besar bila menyangkut kekayaan jangka panjang. “Pengetahuan adalah kekuatan. Dengan uang, datanglah kekuatan yang lebih besar yang menuntut pengetahuan yang benar untuk menjaga dan melipatgandakannya. Tanpa pengetahuan itu, dunia mempermainkan Anda.”Hal. 95 BAB V. Pelajaran Lima Orang Kaya Menciptakan Uang Robert Kiyosaki menceritakan bahwa waktu adalah salah satu aset terbesar kita, jadi daripada menabung dalam waktu yang lama, ia menyarankan untuk menginvestasikan uang kita menjadi aset yang bisa mendatangkan kekayaan lebih cepat. Inti yang saya tangkap dalam bagian ini adalah bagaimana kita memutarkan berulang kali keuntungan dengan mengoptimalkan kemampuan kecerdasan IQ tadi, yang meliputi pemahaman mengenai akuntansi, investasi, pasar, dan hukum. Beberapa pelajaran penting yang saya tangkap Cari peluang yang banyak orang banyak cara lain mendapatkan modal selain mendatangi bank atau meminjam ke orang lain. Jadi kita harus selalu memutar otak ketika berhadapan pada sebuah kemampuan kita terbatas pada hal-hal tertentu, kelola orang-orang yang memang ahli pada bidang-bidang tersebut. “Selalu ada risiko, jadi belajarlah mengelola risiko daripada menghindarinya.”Hal. 127 BAB VI. Pelajaran Enam Bekerja Untuk Belajar, Jangan Bekerja Untuk Uang Salah satu contoh pada bagian ini adalah kebanyakan orang yang ahli membuat resep makanan enak kurang mampu mengembangkan bisnis mereka. Kenapa? Karena mereka terlalu fokus pada satu hal, yaitu membuat resep. Mereka melewatkan dan tidak begitu mempelajari hal penting lainnya untuk mengembangkan sebuah bisnis. Jadi ayah kaya menyarankan Robert Kiyosaki untuk ingin tahu sedikit tentang banyak hal. Saran tersebut ia ikuti, jadi ketika masih bekerja untuk orang lain, ia sempat beberapa kali merubah profesinya agar dapat mempelajari hal-hal yang dia anggap penting untuk membangun bisnisnya sendiri. “Saya menyarankan mereka mengambil pandangan yang lebih jauh tentang hidup mereka. Alih-alih bekerja untuk uang dan pekerjaan yang terjamin, yang saya akui penting, saya menyarankan mereka mengambil pekerjaan kedua yang akan mengajari keterampilan kedua.”Hal. 138 BAB VII. Mengatasi Rintangan Walaupun sudah melek keuangan, masih ada beberapa rintangan yang bisa membuat orang susah membangun aset dan kesulitan meningkatkan arus kas. Beberapanya adalah 1. Rasa Takut “Saya tidak pernah bertemu dengan orang yang sungguh-sungguh senang kehilangan uang. Dan sepanjang hidup saya, saya tidak pernah bertemu orang kaya yang tidak pernah kehilangan uang. Namun, saya bertemu banyak orang miskin yang tidak pernah kehilangan satu sen pun dalam berinvestasi.”Hal. 145 Yang Robert Kiyosaki tekankan adalah bagaimana caranya agar kita mampu mengatasi kegagalan, itu yang membuat perbedaan pada hidup kita. Jika selalu takut mengambil risiko dan main aman, kita tidak akan pernah gagal dan tidak akan pernah belajar. 2. Sinisme “Sering kali dibutuhkan keberanian besar untuk tidak membiarkan rumor dan ramalan tentang kegelapan serta malapetaka memengaruhi keraguan dan ketakutan kita. Namun, investor yang cerdas tahu bahwa masa yang sepertinya buruk sebenarnya merupakan saat terbaik untuk menghasilkan uang.”Hal. 153 Tidak beda jauh dengan mengatasi rasa takut, sinisme adalah sifat yang bisa mudah kita temui pada orang yang sulit berkembang. Ia akan selalu mencari alasan daripada mencari jalan keluar dengan menganalisis berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Di situlah kita bisa menemukan peluang, jika tidak bersifat sinis. 3. Kemasalan “Orang sibuk sering kali adalah orang yang paling malas. Mereka sibuk, dan mereka tetap sibuk karena itu cara untuk menghindari sesuatu yang tidak ingin mereka hadapi.”Hal. 158 Mungkin ketamakan biasa identik dengan hal yang negatif ya, tapi terkadang hal itu bisa menjadi salah satu cara kita untuk mengatasi kemalasan. Kok bisa? Yang ayah kaya katakan kepada Robert Kiyosaki adalah melarang kata-kata seperti “Saya tak mampu membelinya.” Dan menggantinya dengan “Bagaimana saya bisa membelinya.” Hasrat atau keinginan akan sesuatu bisa membuat kita mencari berbagai cara untuk mendapatkannya, dari situlah kita bisa melatih kemampuan berpikir dan mencari jalan keluar. 4. Kebiasaan Buruk “Hidup kita lebih merupakan cerminan kebiasaan kita daripada pendidikan kita.”Hal. 161 Kebiasaan buruk menurut ayah kaya di sini ialah tentang bagaimana kebanyakan orang lebih dulu membayar pemerintah daripada membayar diri sendiri. Apa maksudnya? Kebiasaan orang kaya adalah memprioritaskan kolom aset, jadi hal pertama yang mereka lakukan ketika mendapat uang adalah langsung memutarkannnya kembali. Dan karena sudah memutarkan uang yang didapat sementara itu masih ada pajak yang harus dia bayar, mereka menjadikannya sebagai sebuah motivasi untuk memutar otak bagaimana cara membayar pajak tersebut, hal itu membuat mereka bekerja lebih keras, memaksa untuk berpikir, dan yang paling penting membuat lebih cerdik serta aktif dalam hal uang. 5. Kesombongan “Ketika Anda tahu bahwa Anda bodoh dalam suatu topik, mulailah didik diri Anda dengan mencari seorang ahli di bidang itu atau sebuah buku tentang topik itu.”Hal. 164 Ketika seseorang sombong, ia yakin bahwa apa yang tidak ia ketahui tidaklah penting. Dan ketika ia memiliki pemikiran seperti itu, kehilangan uang akan menyadarkannya. BAB VIII. Memulai “Kegeniusan kita tertidur karena kebudayaan kita telah mendidik kita untuk meyakini bahwa cinta akan uang adalah akar segala kejahatan. Hal itu mendorong kita untuk mempelajari suatu profesi agar kita bisa bekerja untuk memperoleh uang, tapi tak berhasil mengajari kita cara membuat uang bekerja untuk kita.”Hal. 165 Mendapatkan uang dari “pekerjaan” rasanya lebih mudah daripada harus pusing-pusing membangun aset, tapi kebanyakan orang menjadi tidak sadar bahwa hal tersebut bisa membuat mereka tak kunjung keluar dari siklus balap tikus. Selain itu potensi yang kita miliki jadi kurang bisa optimal karena jarang dilatih. Karena itu, Robert Kiyosaki menawarkan sepuluh langkah sebagai proses untuk mengembangkan kekuatan yang kita miliki 1. Temukan alasan yang lebih besar daripada kenyataan kekuatan semangat Pertama, kita harus memiliki alasan. Apa pun itu, contohnya adalah berjuang demi diri sendiri ataupun orang yang kita cintai. Cintalah yang membuat kita mengatasi rintangan dan pengorbanan. “Tanpa alasan atau tujuan yang kuat, apa pun dalam hidup ini sulit.”Hal. 168 2. Buat pilihan setiap hari kekuatan pilihan Robert Kiyosaki menjelaskan jika hal pertama yang seharusnya kita pilih adalah pendidikan, karena menurutnya satu-satunya set riil yang kita miliki adalah pikiran kita, alat paling kuat yang kita kuasai. Kemudian jika sudah memiliki pengetahuan cara untuk menjadi kaya, setiap hari pilihlah pilihan yang bisa membuat kita tetap berada di jalur tersebut. “Pilihan tentang apa yang kita lakukan dengan waktu kita, uang kita, dan apa yang kita masukkan ke kepala kita. Itulah kekuatan kita. Kita semua punya pilihan. Saya hanya memilih untuk menjadi kaya, dan saya membuat pilihan itu setiap hari.”Hal. 159 3. Memilih teman dengan cermat kekuatan pertemanan Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, Robert Kiyosaki menekankan bahwa ia tidak mencari pergaulan dengan orang-orang kaya untuk mendapatkan uang mereka, melainkan untuk mendapatkan pengetahuannya. “Saya punya beberapa teman yang menghasilkan lebih dari satu miliar dollar dalam masa hidup mereka yang singkat. Tiga dari mereka mengatakan fenomena yang sama Teman-teman mereka yang tidak punya uang tidak pernah datang kepada mereka untuk bertanya bagaimana mereka mencapai kekayaan mereka itu. Namun, mereka mendatangi mereka dan menanyakan satu dua hal berikut, atau keduanya pinjaman, atau pekerjaan.”Hal. 172 4. Kuasailah sebuah formula, lalu pelajari sebuah formula baru kekuatan belajar dengan cepat Terkadang bukan tentang seberapa lama kita mempalajari sesuatu, melainkan terbuka terhadap hal-hal baru. “Di dunia saat ini yang berubah cepat, bukan lagi seberapa banyak banyak yang Anda ketahui yang penting, karena sering kali yang Anda ketahui itu sudah kuno. Yang penting adalah seberapa cepat Anda belajar.”Hal. 175 5. Bayar diri Anda terlebih dahulu kekuatan disiplin diri Robert Kiyosaki menjelaskan bahwa ada tiga keterampilan manajemen paling penting yang dibutuhkan untuk memulai bisnis sendiri arus kas, sumber daya manusia, dan waktu pribadi. Tidak hanya dalam bisnis, ketiga hal tersebut juga sangat penting diterapkan dalam berbagai hal baik lingkup individu, organisasi, hingga komunitas masyarakat. Kemudian yang dimaksud dengan “bayar diri Anda terlebih dahulu” sama dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya, fokus pada kolom aset sebelum mengalokasikannya pada hal lain. Ada dua hal yang Robert Kiyosaki sarankan agar selalu diingat Jangan terjebak dalam utang besar yang harus dibayar. Jagalah pengeluaran tetap rendah. Bangunlah aset terlebih dahulu, baru setelah itu sedikit demi sedikit bisa mengalokasikan anggaran ke hal-hal kekurangan uang, biarkan tekanan terbentuk dan jangan memakai tabungan atau investasi. Gunakan tekanan itu untuk membuat pikiran kita memunculkan cara-cara baru untuk menghasilkan uang lebih banyak. Ketika sudah didapatkan, baru bayar apa yang perlu dibayar. “Orang kaya tahu tabungan hanya digunakan untuk menciptakan uang lebih banyak, bukan untuk membayar tagihan.”Hal. 180 6. Bayarlah broker Anda dengan baik kekuatan saran yang baik Cari broker yang bidang bisnisnya berbeda dari kita. Kenapa? Karena sering kali broker yang bisnisnya sama dengan kita akan lebih mengutamakan bisnisnya sendiri. “Seperti saya katakana sebelumnya, salah satu keterampilan manajemen yang diperlukan adalah manajemen SDM. Banyak orang hanya mengelola orang yang mereka anggap lebih bodoh serta ada di bawah kekuasaan mereka. Banyak manajer madya tetap menjadi manajer madya, gagal dipromosikan, karena mereka tahu cara bekerja dengan orang-orang di bawah mereka, tapi tidak tahu cara bekerja dengan orang-orang di atas mereka. Keterampilan yang sebenarnya adalah mengelola dan mengganjar orang yang lebih pandai daripada Anda dalam sejumlah bidang teknis.”Hal. 183 7. Jadilah seorang pemberi Indian kekuatan memperoleh sesuatu secara gratis Di dunia kolom aset, menjadi pemberi Indian mendapatkan kembali apa yang telah dikeluarkan sangatlah penting untuk kekayaan. Robert Kiyosaki memberi contoh ia membeli sebuah kondominium sitaan yang ia sewakan segera setelah ia beli. Ia melakukan perhitungan seberapa cepat ia bisa balik modal dari hasil menyewakan kondominium itu. Dalam tiga tahun uangnya sudah kembali, dan kondominium itu sekarang jadi aset yang terus mendatangkan keuntungan baginya. “Pertanyaan pertama seorang investor yang canggih adalah, “Seberapa cepat saya mendapatkan kembali uang saya?”Hal. 183 8. Menggunakan aset untuk membeli kemewahan kekuatan fokus Robert Kiyosaki menceritakan kisah temannya yang hendak membelikan sebuah mobil kepada anaknya, tapi tidak jadi, dan memilih untuk memberikan uang untuk investasi saham, dan akhirnya anak itu berhasil mendapatkan keuntungan yang salah satunya bisa digunakan untuk membeli mobil. “Saat ini, terlalu sering kita lebih berfokus meminjam uang untuk mendapatkan hal-hal yang kita inginkan, bukannya berfokus menciptakan uang.”Hal. 188 9. Kebutuhan akan pahlawan kekuatan mitos Ketika kecil Robert Kiyosaki menjadikan para pemain bisbol profesional sebagai pahlawannya. Beranjak dewasa ia beralih ke sosok seperti Donald Trump dan Warren Buffet. Ia meniru dan mempelajari bagaimana orang-orang seperti mereka menghasilkan uang. “Meniru atau berusaha menyamai pahlawan adalah kekuatan belajar yang sejati.”Hal. 188 10. Mengajarlah maka kau akan menerima kekuatan memberi Tidak banyak yang disampaikan di bagian ini, seperti pada umumnya, memberi adalah hal yang mulia yang bisa membawa kebaikan pada diri kita sendiri. “Anda hanya perlu bersikap murah hati dengan apa yang Anda miliki.”Hal. 191 BAB IX. Masih Ingin Lagi? Inilah Beberapa Hal Yang Harus Dilakukan Di bagian akhir, Robert Kiyosaki memberikan beberapa poin spesifik yang bisa kita lakukan, seperti ikuti kursus, melakukan evaluasi, belajar dari masa lalu, dll. Hanya seperti sebuah rangkuman dari beberapa bab-bab sebelumnya. Apa yang saya dapat dari buku ini Kemampuan story telling Robert Kiyosaki sangat bagus. Saya benar-benar bisa membayangkan apa saja yang ia lakukan dan pelajaran apa yang ia ambil dari hal-hal tersebut, khususnya pelajaran yang diberikan oleh ayah kaya. Tidak ada kata membosankan ketika membaca buku ini cukup menggambarkan alasan yang masuk akal kenapa orang kaya makin kaya dan orang miskin makin miskin. Uang orang kaya diputarkan untuk mendapatkan uang yang lebih banyak, sementara itu uang orang miskin dihabiskan begitu saja dan membuat mereka harus bekerja lebih keras. Pendidikan tentang uang bisa merubah banyak kekuatan pajak dalam memengaruhi finansial seseorang. Tapi perlu dibandingkan dengan kondisi yang ada di Indonesia, karena pajak di US memang setinggi itu, baik pajak penghasilan dan kepemilikan barang/ saya sadar bahwa rutinitas harian saya sekarang akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan bebas finansial saya nantinya. Harus mulai bertindak dari sekarang jika tidak ingin hidup hanya untuk bekerja demi mendapatkan jadi memiliki pemikiran jika MLM ternyata tidak seburuk itu, MLM melatih kemampuan menjual kita, yang di mana termasuk kemampuan komunikasi dan negosiasi, hal yang sangat penting dalam rangka membangun menggunakan akal untuk mengatasi masalah keuangan. Meminjam uang memanglah hal yang mudah, tapi itu seperti gali lubang tutup lubang kan? Ada banyak cara lain jika kita mau menyisihkan pikiran dan tenaga untuk melakukannya. Apa yang menurut saya bisa dikritisi Saya tahu buku ini mengajarkan pendidikan tentang uang, tapi ada lingkup lebih luas yang bisa dibahas, contohnya seperti perbedaan kelas. Karena ya tidak semua orang bisa memiliki akses ke sana. Maksudnya, saya cukup beruntung memiliki akses bisa membaca buku ini, lalu bagaimana dengan nasib orang-orang di luar sana yang demi mendapatkan pendidikan konvensional saja kesusahan?Menurut saya apa yang disampaikan pada buku ini lebih ditujukan bagi orang-orang yang hidup secara “normal.” Maksud saya, orang-orang yang belum memiliki ideologi tersendiri dalam menjalani kehidupan. Singkatnya buku ini mengajarkan kita menjadi pemenang dalam sistem banyak menggunakan contoh bisnis investasi properti. Ya saya tahu itu salah satu bisnis utama Robert Kiyosaki, tetapi secara tidak langsung bisa membuat para pembaca fokus dan ikut-ikutan menekuni bidang tersebut sebelum melihat peluang di bidang yang lain. Kesimpulan Pada akhirnya buku ini memang sangat recommended untuk dibaca oleh siapa saja, terlebih bagi orang-orang seperti saya yang sebelumnya kurang aware dengan pendidikan tentang uang. Namun perlu diingat apa isi buku ini tetap perlu disesuaikan juga dengan kondisi di Indonesia, apalagi kultur dan budaya yang cukup berbeda. Maksud saya, ada loh orang di sini yang di usia senjanya masih bekerja walaupun sudah berkecukupan. Kenapa? Karena hal itu yang membuat mereka merasa hidup. Jadi bekerja sampai tua tidak selalu buruk bagi semua orang, ada sudut pandang lain juga tentang hal itu. Namun tetap apa yang diajarkan oleh ayah kaya kepada Robert Kiyosaki perlu diajarkan kepada setiap orang. Agar kita bisa menjalani hidup yang berkesadaran, bukan menjalani hidup yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh para pemegang modal agar kita menjadi sapi perah yang bisa dengan mudahnya disedot hingga habis tak tersisa. Dari skor 1-5 saya memberi nilai pada buku ini. Worth it untuk dibaca. Link Pembelian Tokopedia Gramedia Baca juga REVIEW BUKU How to Win Friends and Influence People Dale Carnegie REVIEW BUKU The Power of Habit Charles Duhigg

review buku rich dad poor dad